Saturday, December 17, 2011

Fanbase

Saya sekarang punya kegiatan baru yaitu ngadmin di Fanbase mau cerita ah, pelajaran-pelajaran yang saya dapet dari kegiatan baru saya ini

1. Saya belajar tentang pentingnya pasang credit. Baik itu news, foto, artwork atau bahkan live report. Dengan pasang credit saya belajar menghargai hasil kerja orang lain yang sudah susah susah mendapat file itu.
2. Karena pegang fanbase saya jadi nggak gampang percaya berita yang belum jelas asalnya dan tidak mencantumkan official source atau sumber yang terpercaya
3. Saya juga tau, kalau hal-hal sensitif itu better left unspoken. Lebih baik tidak membicarakan hal-hal yang menyulut emosi atau debat daripada dipaksa dibahas tapi akhirnya menyebabkan pertengkaran yang saya sendiri males juga bacannya :D
4. Fanbase juga bikin saya tau kalau orang sudah cinta sama satu artis itu bisa jadi sangat fanatik sampai bisa membenci orang/artis lain yang menjadi saingan atau halangan artis idolanya itu. Dan kadang bisa jadi sensitif banget terhadap berita negatif atau ejekan terhadap Idolanya. Bisa ngamuk lho fans itu kalau idolanya dihina.
5. Belajar sabar! Gimana nggak, kadangkala saya baru 2 menit menulis "Streaming acara ini jam sekian.. guestnya ini... link streamingnya ini..." setelah itu ada yang nanya "mimin, link streaming dong!" "malam ini BORA ya min?" "Guestnya siapa?" Nama saya kan Ajeng ya, bukan Mimin
6. Jadi tau kalau Fanwar itu serem. Lebih serem dari catfight di dunia nyata
7. Saya jadi tau duluan kalau ada info atau foto terbarunya Super Junior. asyeeekk :D
8. "Follbek dong" adalah kata-kata yang harus saya baca tiap hari dan harus saya jawab
9. Karena fanbase, saya jadi punya temen banyak. Dari malaysia, Philliphines, Singapore, Thailand, Korea, Jepang, India, UEA, Negara-negara Eropa, Bahkan ada yang dari Nigeria, Brazil, dan Peru
10. Malam minggu kesepian? No way! Tinggal tweet "Let's Play ELFs!" Then i got so many friends to spend my satnight with

I Love being Fanbase Admin!


Thursday, December 8, 2011

Safety Riding?

Kesal saya kesal
Sama siapa? Sama pengguna motor yang menjepit HPnya di dalam helm
Tapi saya juga heran deh, kok nggak sayang sama HP yang dijepit d helm itu.. Kalau jatuh dan pecah gimana coba?
Dan tentu pertama dan utama, kok nggak sayang sama NYAWA yang cuma 1 itu. Sebegitu pentingnya dan buru-burunya kah sampai telfonnya nggak bisa ditunda dulu? atau kalau nggak mau menunda ya paling nggak minggir dulu gitu buat nelfon

Gara-garanya saya beberapa hari yang lalu ketika berhenti di lampu merah tiba-tiba merasakan benturan di motor bagian belakang saya. Ketika saya menoleh, ternyata motor saya dengan suksesnya disundul sama bapak-bapak. Saya pasang tampang garang dong, saya nggak ngapa-ngapain tiba-tiba diseruduk sesuatu yang gak jelas asal usulnya.
Pas saya menoleh dengan garang itu, si bapak yang seruduk saya itu dengan nggak berdosanya meringis lalu ngomong "sik sik ya aku nyundul wong iki, tak omong-omongan sik. mengko cerito maneh" (sebentar ya, aku barusan nyeruduk orang nih. Nanti dilanjutkan lagi ceritanya) Dan sayapun bengong karena nggak merasa diajak ngobrol sama si bapak itu.
Karena disitu banyak orang, maka disuruh minggirlah saya dan bapak itu karena orang-orang mau lihat saya luka atau baik-baik saja karena motor saya sampai rebah ke jalan. Alhamdulillah saya sih baik-baik saja cuma super sebal karena saya lagi berhenti dan diam aja disitu tiba-tiba ditabrak.
Pas sudah minggir dan dikerumuni orang-orang, si bapak itu copot helm dan ngertilah saya kepada siapa dia janji bakalan ngobrol lagi nanti. Ternyata dia selipin itu HP di dalam helmnya. Baiklaah...
Tau nggak dia ngomong apa setelah itu ke saya? Dia ngomong begini "Waduh Maaf ya mbak, saya nggak sengaja.. Soalnya saya tadi ngobrol sama tetangga saya lewat telfon"
Saya yang super sebel (karena waktu itu lagi buru-buru) nyeletuk aja, sekalian deh pikir saya waktu itu "Pak, memangnya penting banget ya masalahnya sampai telfon sambil naik motor? memangnya kedengeran suaranya?"
Dan dia pun dengan tidak berdosanya menjawab "Lha, rumah saya itu jauh mbak, daripada saya nyetir sambil bengong mending saya ngobrol"
Speechless, bener bener deh saya (dan orang-orang di sekitar saya) bengong denger jawaban bapak itu. Segitu murahnya manusia menghargai nyawanya? cuma sekedar "daripada kesepian boleh lah"

Dari pengalaman saya itu saya pun belajar bahwa Safety Riding dan pelaksanaannya itu sungguh tergantung pada masing-masing individu. Percuma digalakkan dan didenda sana-sini kalau dari manusianya sendiri tidak ada kesadaran untuk mematuhi peraturan yang dibuat dan melegalkan pelanggaran peraturan itu dengan alasan yang bisa dibilang nggak penting.
Percuma kan ditulis besar-besar di banner atau reklame bando "DILARANG MENGGUNAKAN HP SAAT BERKENDARA" Kalau kesadaran bahwa menggunakan HP saat berkendara itu bisa mengakibatkan kecelakaan fatal. Kalau bukan kesadaran sendiri ya gitu deh, kalau nggak ada polisi cuek aja pakai HP di jalan. Yang nggak ngerti apa-apa jadi korbannya
Padahal sudah banyak banget kasus kecelakaan karena menggunakan HP saat berkendara, itu pun sudah bisa dibilang warning untuk masyarakat. Tapi kok tetep bandel ya.. Heran deh!