Sunday, April 25, 2010

Putih Abu-abu ku

punya kan kenangan jaman SMA? Saya punya, banyak malah. Dan lately, kenangan-kenangan itu tiba-tiba suka popping up gitu aja karena liat atau bahas hal-hal kecil.

Dan kemarin, saya balik mengunjungi sekolah saya masa SMA. Setelah sekian lama saya nggak kesana (atau lebih tepatnya menghindari pergi kesana) Sabtu malam kemarin saya balik kesana, berdiri di depan gedung yang saya kunjungi secara rutin dalam salah satu masa kehidupan saya, berdiri di tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan (kebanyakan kenangan manis) jujur saja bikin euforia tersendiri di dalam hati saya.

Dulu saya bukan termasuk top list orang-orang populer di sekolah, tapi juga bukan orang-orang yang cuma punya 1 teman dari setiap kelas. Saya selalu lebih suka ada di tengah-tengah. orang netral yang bisa jadi bagian geng hore tapi nggak pernah canggung ngobrol bareng orang-orang yang dianggap "nggak banget"

Saya dulu bandel, jujur. Tapi bandel yang masih ada di taraf yang bisa ditoleransi, bandel yang umum bandelnya anak SMA. Saya pernah bolos (terutama jam pelajaran fisika dan kimia, euh) saya sering datang telat sampai dikunciin di gerbang depan. Bahkan saya pernah dikejar-kejar guru sampai rok saya sobek jahitan pinggirnya karena saya lompat jendela kantin demi melarikan diri ke sawah belakang sekolah.

Sangking banyaknya kenakalan saya, kalau saya ketemu guru-guru SMA saya malah beliau-beliau yang mengingatkan saya kembali kenakalan apa yang membuat beliau-beliau ketika itu pengen sekali menjewer telinga saya sampai saya meringis kesakitan. Bahkan Bapak ibu guru saya SMA, terutama yang kelas 2 dan 3 masih bisa menceritakan secara jelas "amal" baik atau "amal jelek apa yang pernah saya lakukan dulu yang bahkan saya sendiri lupa pernah melakukan perbuatan itu dan baru ingat ketika diingatkan :p

anehnya saya nggak pernah menyesal tuh pernah melakukan hal-hal yang jelas bikin guru-guru saya berdecak kesal ketika memergoki saya tersenyum polos sambil makan soto ayam di kantin ketika jam pelajaran kimia di kelas sedang berlangsung. Saya jadi punya kenangan manis yang bisa bikin saya senyum-senyum dan dada saya nyesek karena terharu pengen mengulang masa-masa tersebut.

Saya juga punya orang-orang yang saya sebut sahabat waktu itu. sahabat yang benar-benar shoulder to cry on sekaligus teman gila-gilaan ketika saya suntuk dengan PR atau jadwal bimbel dan les yang bikin saya demam mendadak.

Masa SMA terlewati begitu saja, merasa baru kemarin PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) ketika saya harus duduk di kelas untuk menghadapi UAN. Masa SMA saya berlalu seperti berlari dan tiba-tiba saja saya sadar saya harus mengisi formulir SPMB ketika rasanya belum puas saya berlari mengejar ketertinggalan saya menghafal rumus matematika dan fisika.

Pada part hidup itu juga saya mengalami rasa yang dibilang orang-orang perasaan jatuh cinta pertama kali. Dan sialnya, saya juga mengalami bahwa apa yang dibilang orang-orang itu benar, jatuh cinta yang pertama itu kebanyakan bekasnya susah hilang, bahkan sangking susah hilangnya saya masih ingat rasanya dan masih merasakannya sampai sekarang dengan orang yang sama yang saya lihat berdiri di depan Lab Fisika sore hari itu.

Sabtu malam itu saya berdiri di depan sekolah saya yang entah mengandung magnet apa sampai membuat kenangan lama yang bahkan sebagian sudah terlupakan mendesak-desak keluar dari pikiran saya sampai saya sendiri bingung mau ketawa atau nangis terharu.

Saya percaya 1000 persen masa SMA adalah masa-masa paling berkesan dalam hidup, saya sendiri juga nggak tau kenapa sampai bisa segitu berkesannya, yang jelas saya merasakan sendiri betapa tidak terlupakannya masa-masa sekolah saya waktu itu dan saya yakin juga 1000 persen bahwa saya tidak akan pernah lupa sampai suatu hari saya sudah tua dan kembali berdiri di depan gedung sekolah saya, SMA Negeri 2 Kediri

Tuesday, April 20, 2010

Emansipasi dalam Modernisasi

Hmm... Dipikir-pikir judul postingan ini jadi semacam judul yang biasanya dipakai buat seminar atau karya tulis ilmiah ya. Tapi 1000 persen yakinlah temans, ini bukan tulisan ilmiah yang dibuat untuk dianalisis atau diperdebatkan. Ini cuma sebuah pikiran yang nanti mohon dimaafkan kalau dalam pembahasannya ada yang ngelantur atau keluar bercandaan garingnya saya. :p

Emansipasi, apa sih sebenernya Emansipasi itu. Menurut Wikipedia, Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum. Pengetahuan saya tentang Emansipasi, terus terang saja masih lebih kecil dari ujung kuku saya, jadi saya buat tulisan ini sebenarnya juga bagian dari memerdekakakn diri saya sendiri dari ketidaktahuan, biar saya sendiri juga bisa ambil ilmu dari tulisan saya.

Ibu Kartini, selama ini disebut sebagai pejuang Emansipasi Indonesia. Setiap kali kata emansipasi disebut, pasti orang langsung teringat beliau. Tapi gerakan Emansipasi sendiri sebenarnya dimulai dari gerakan yang dinamakan Feminisme yang berawal di Amerika Serikat. Tujuannya menyadarkan wanita bahwa melakukan pekerjaan domestik di sektor rumah tangga itu tidak Produktif. Gerakan Emansipasi Kartini sendiri sebenarnya dimulai dari keprihatinan beliau bahwa banyak sekali wanita pada masa itu (terutama wanita jawa) yang terkungkung dalam belitan peraturan adat dan norma yang sangat mengekang. Tujuan kartini pada saat itu sebenarnya hanya menginginkan perempuan diberikan hak untuk mendapat pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki dan tidak lagi dilakukan peraturan pemingitan untuk anak perempuan.

Nah, saya sendiri mengagumi kartini dalam banyak hal. Saya sekarang bebas kemana-mana pergi sendiri, bisa kuliah (walaupun skripsinya tetep aja masih stuck)bahkan nanti jika diberi ijin Allah SWT pengen sampai s3 kuliahnya, bisa mengemukakan pendapat saya, berdebat sehat dengan saudara-saudara saya yang laki-laki tanpa diremehkan pendapat saya karena saya perempuan, mendapatkan pelayanan dan perlakuan yang tidak lagi berbeda dengan laki-laki,bahkan sekarang banyak sekali wanita yang menjadi pemimpin dan duduk di pemerintahan itu tidak bisa diingkari adalah bagian perjuangan kartini.

Tapi saya seringkali sedih melihat banyak orang yang memanfaatkan kata Emansipasi. Yang kecil saja dulu dari tingkat keluarga. Ketika Bapak atau meminta anaknya yang perempuan bantu cuci mobil, masih banyak yang menjawab "ih itu kan kerjaan laki-laki" nah, itu yang saya tidak suka. Sebenarnya definisi pekerjaan "laki-laki" atau pekerjaan "perempuan" itu yang seperti apa sih? apa benar laki-laki itu yang berat-berat dan kotor-kotor dan perempuan hanya terbatas urusan "dapur" saja? kan nggak gitu juga ya.

Saya ini di malang tinggal sendiri, jadi pekerjaan yang dikatakan pekerjaan "laki-laki" seperti ganti lampu rumah yang mati, cuci mobil, ganti tabung gas atau galon atau naik ke genteng untuk memutar antena yang miring setelah kena hujan itu seringkali saya kerjakan sendiri. Karena apa, ya karena menurut saya sepanjang masih bisa, kenapa harus panggil orang lain. baru kalau ada kabel korsleting atau pipa bocor saya minta tolong, tapi bukan karena itu pekerjaan laki-laki tapi karena saya nggak punya ilmunya. Takutnya kalau dikerjain sendiri karena saya sotoy jadi patah atau korsletingnya jadi kena ke tetangga sebelah, kan nyusahin.

Tapi memang jadi perempuan itu enak kok, kalau keluar malam sendirian kakak saya yang rumahnya di sebelah itu paling nggak tega. Hampir selalu diantar. ya itulah enaknya perempuan, dan memang sudah naluri cowok melindungi perempuan. Tapi kalau memang harus pergi sendiri ya pintar-pintarnya kita saja jaga diri, jangan pergi lewat daerah sepi atau rawan, jangan pake celana pendek yang mamerin paha atau baju yang mamerin ketiak atau celana hipster yang suka bikin properti kita kelihatan kalau duduk. Toh saya sering keluar malam berdua adik saya yang cewek juga dan selamat aja nyampe rumah walaupun kalau di lampu merah sering disiulin, padahal saya pakai celana panjang dan jaket rapat. Emansipasi kan berarti kita juga harus melindungi diri sendiri ketika disamping kita tidak ada laki-laki yang bisa kita jadikan tempat bersembunyi.

Emansipasi, asal tidak melawan kodrat dari Tuhan dan aturan Agama saya rasa oke saja. Wanita boleh bekerja (hari gini, beras 7000 per kilo, jendral!) asal tidak melupakan kewajibannya dirumah, mengurus anak dan suami (nanti, kalau sudah punya anak dan suami) kalau istilahya, buat apa kita menuntut ilmu sampai ke amerika kalau pada akhirnya kita hanya menggantungkan nasib kita dan anak pada suami. Kan kalau wanita bekerja bisa saling meringankan dengan suami, walaupun kewajiban laki-laki menghidupi istri tapi kalau kita bisa membantu kenapa tidak? kan kalau ada 2 orang dalam rumah tangga yang mempunyai penghasilan berarti bebannya 2 kali lebih ringan. Sebagai orang tua kan kewajiban kita memberikan yang terbaik untuk anak-anak, kalau ada 2 yang bekerja savingnya juga pasti 2 kali lebih banyak, untuk siapa sih tabungan itu, untuk anak juga kan. kalau ayah saja yang bekerja anaknya bisa kuliah di Universitas terbaik di Indonesia, siapa tahu kalau Ayah dan Ibu bekerja anak bisa kuliah di Universitas terbaik dunia setelah sebelumnya Umroh/naik haji bareng ayah dan Ibu.

Saya melihat contoh mama saya sendiri, mama saya itu Bekerja, dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore. Tapi masih bisa datang setiap kali dulu di sekolah saya dan 2 adik saya ada pertemuan orang tua, masih bisa masak untuk papa saya hampir setiap hari, masih bisa bersih-bersih rumah, masih bisa bantuin kerjakan PR, masih bisa menemani nonton kartun. malah mama saya bisa pergi umroh pake uangnya sendiri. Apapun, asalkan balance pasti berhasil. Percaya deh!

Emansipasi juga bisa berarti kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri, berjuang buat diri kita sendiri. Bukan untuk dilihat orang lain, melainkan membuktikan ke diri kita sendiri kalau kita layak diperhitungkan.

Tapi bukan berarti emansipasi kita jadikan senjata untuk menjatuhkan kaum laki-laki. Melawan perintah suami misalnya, sejauh perintah suami mengarah ke jalan kebaikan dan tidak mengingkari perintah agama maka WAJIB dipatuhi. Ini nasehat mama saya yang utama, jangan karena apa-apa bisa sendiri dan punya uang sendiri kita jadi meremehkan laki-laki. harus Hormat sama suami. jangan karena kita kerja, kita menyuruh suami belanja dan memasak, hey itu kan kewajiban istri. kecuali kalau sakit atau sesekali di hari minggu, lain soal. Jangan juga karena emansipasi kita nggak mau memberikan tempat duduk kita di kendaraan umum pada kakek-kakek yang sakit punggung. Emansipasi bukan berarti menghilangkan rasa kemanusiaan hanya karena yang mau kita bantu itu jenis kelaminnya laki-laki. Emansipasi juga bukan berarti kita anti laki-laki kan.

Emansipasi itu luas temans, dengan kita menjadi mandiri itu juga salah satu bentuk emansipasi karena pada prinsipnya emansipasi itu persamaan hak, dan hak kita juga kan untuk mandiri dan itu juga pilihan kita apa kita perlu bantuan makhluk yang namanya cowok atau kita kerjakan sendiri.

Tapi sah-sah saja kok meminta bantuan teman cowok mengangkat kardus yang 9 kilo beratnya atau mengantar kita kalau jalan malam ke tempat yang nggak aman buat kita. Karena itulah enaknya jadi wanita, bukan jadi makhluk lemah tapi jadi makhluk yang selalu bikin cowok-cowok luluh ketika disenyumin sama kita, bukan salah kita kan senyum kita manis? :p

Banggalah kalian dilahirkan sebagai wanita, temans!

Thursday, April 15, 2010

Menye-Menye

Ini bukan tentang kecengengan saya (walaupun iya sih saya emang SEDIKIT cengeng) ini tentang film-film favorit saya.
Apa sih sebenernya Film Fave saya. Kalau ditanya saya akan dengan lantang menyerukan "TITANIC" nggak tau deh ya, itu film memang film sepanjang masa saya. Dan yang bikin agak kesel, lately film itu sering banget diputer di TV, hampir setiap occasion spesial tahun baru, lebaran, bahkan long weekend. Setahun bisa 4-5 kali diputer. Sering banget. Dan karena saya gak mau sampai bosen sama film sepanjang masa saya itu akhirnya jadi menghindari nonton di TV. cukup kalau kangen banget saja nntn VCD-nya.
Dan saya kemaren kaget sendiri. Ketika saya pengen memperbaharui Info di Facebook dan bikin list film fave saya ya isinya film2 sejenis Titanic begitu.
Saya suka sih Harry Potter, Avatar, Spiderman, The Day after Tomorrow, Orphan bahkan Transformer, tapi kalau malem-malem dirumah nntn DVD sendiri gitu aku lebih prefer nonton film drama. Dan yang paling update nih, saya lagi pengen banget nntn The Last Song gara-gara Before The Stormnya Miley Cyrus. Bahkan diimingiming temenku dia baru beberapa hari yang lalu nonton Clash of the Titans di Jakarta dan katanya itu film oke saya nggak tertarik tuh, malah pengenan nonton Remember Me atau How to Train your Dragon.
Film-film saya, jujur aja bukan film-film berat macem The Hurt Locker (saya belom nonton, ngaku deh) atau film sci-fi canggih macem Avatar, saya lebih suka Valentine's Day atau My Sister's Keeper, yang menyentuh hati sampai bikin mewek sendiri.
Tapi anehnya, saya nggak begitu suka Twilight dan New Moon. Cukup nonton masing-masing 1 kali. Padahal kalau diliat-liat film itu masuk banget kriteria film menye-menye kesukaan saya (walaupun ada vampir dan werewolfnya) Saya nonton Twilight dan New Moon malah dengan serunya membego-begokan Bella dalam hati (woooppss Twilight fans, Damaiiiiiii) Bahkan cuma ada 2 hal yang saya favoritkan dari New Moon, kemunculan sekejapnya Kellan Lutz sama Six Pack-nya Taylor Lautner HOOOOOAAAAA *lebay deh ah*
Nggak tau kenapa saya nggak suka aja ngeliat kerapuhannya Bella. Oh please, nggak ada Edward kan ada Jacob ini. Bahkan menurutku Film itu mestinya dikasih Rated Dewasa jadi para ababil itu ga ikutan kelakuan labilnya Bella pas ditinggal Edward (whoooppppsss para ababil, damaaaaaaiiiiiii)
Saya ini dasarnya menye-menye kok orangnya, gampang banget mewek buat hal kecil. Jangankan nntn Film, liat anak kecil nangis dengan wajah memelas gitu aja saya suka ikut berkaca-kaca. Makanya saya aneh deh sama yang mencela selera film saya "kamu itu punya logika bagus kok nontonnya film ecek-ecek" weits, ngajak geger po piye kui sing ngomong!
Menurut saya sih, menurut saya lo ya... film-film yang menyentuh hati itu lebih gampang bikin kita bersyukur karena kita masih lebih beruntung dari pada tokoh-tokoh dalam film itu yang kadang-kadang menderita karena keadaan (sudah nonton Time Traveler's Wife? Bersyukurlah kita gak dikasih kemampuan menjelajah waktu, jadi kita bisa menikmati setiap bagian kecil dari hidup kita)dan hebatnya mereka tetep survive dan nggak marah sama keadaan.
Dan lagian, nonton film itu buat saya adalah salah satu definisi refreshing. Jadi kl sehari-hari sudah berhadapan sama hal-hal yang memusingkan kepala, kenapa kita cari refreshing yang "berat" dengan cara nonton film-film yang membuat kita berfikir agar tau jalan ceritanya. Yah, no offense sih, this is my passion.
Tapi nggak ada salahnya kan menghormati orang lain, termasuk pilihan filmnya. Toh saya nggak ngerugiin kamu kan *lirik yang mencela film-film fave saya*


Tuesday, April 13, 2010

....

Pengen deh outfit saya di looklet ini




Dalam arti sama persis barangnya dan brandnya. Okeee... kerja dulu kumpulin uang yang banyak