Toloooongggg saya sekarang kecanduan K-Pop. Biang kerok yang bikin saya jaadi junkies K-Pop tentu saja Sepupu Ragil saya Ntus. Ketika saya mulai berada di persimpangan jalan antara ngefans dan nggak ngefans sama K-Pop dia ngipasin saya biar saya berdiri lebih ke arah suka. halaaahh.. dan dia berhasil! Selamat, tus
ini yang lucu
ini yang manis
ini yang seksi
tapi fave saya tetep yang ini
bagusnya apa sih K-Pop? Err.. kl menurut saya bukan karena tampang penyanyinya sih ya. Melainkan karena ekspresi mereka. Saya ga bisa Bahasa Korea, paling anyonghaseo sm sarangheyo tapi saya bisa ngerasain apa lagu itu manis, sedih, atau seneng. Dan saya suka juga liat dance-nya. selalu sesuai suasana, gak lebai kaya dancenya some of penyanyi indonesia.
FYI, saya gak apal nama-nama personil Suju, SHINe, 2PM, SNSD apalagi. Males saya ngapalin namanya, bikin lidah keriting :D
Tuesday, March 22, 2011
Friday, March 11, 2011
Singapura (Part 2)
Mungkin banyak dari kalian yang skeptis ketika ada orang (terutama bule) yang bilang bangsa kita tuh ramah dan menghargai tamu. Well, Jujur deh saya juga pernah berada di suatu masa sangat meragukan keramahan bangsa kita yang sering banget dibilang bangsa lain itu.
Tapi itu semua jadi lain ceritanya ketika saya ada di Singapura. Kebetulan waktu ke Singapura itu ada beberapa kunjungan saya dan keluarga yang ikut tur. Yaitu Hari pertama setelah datang itu saya ke Resort World Sentosa dan hari berikutnya untuk city tour. Namanya tour pasti dong ada guide. Dan hal yang buat saya terkaget-kaget adalah "kelakuan" para guidenya.
Kalian yang pernah ikut tur di Indonesia pasti tau dong kalau dalam tur itu biasanya tour guidenya ngasi penjelasan selama tour. Tentang objek wisata yang akan dikunjungi, tentang tempat-tempat yang dilewatin sepanjang perjalanan, dll. Nah, tour Guide saya di hari kedua nih yang semacam ngeselin.
Tour saya hari kedua tuh City tour, Liat- liat tempat yang ada di singapura. Tapi dia sama sekali nggak berdiri dan menghadap ke peserta tour. Dia duduk manis menghadap ke depan, ngomong sendiri, ga mau disela, ditanya jawabnya judes, dan Marah kalau ada peserta tour yang ngobrol sendiri. Marahnya bukan marah negur. marahnya marah bentak gitu. dooh capedeee..
Bukan saya aja sih yang ngerasa aneh sama tour guide itu, kebetulan saya kenalan sama rombongan bule dari Inggris dan mereka bilang Tour Guide disana pun ga sesengak itu gayanya.
Tapi, yang bikin saya paling gondok sama tour guide saya yang mirip tokoh femao ini adalah dia sama sekali ga bilang kalau The Merlion sedang under construction. Ketika seluruh isi bis sudah balik ke dalam bis dan sedang dalam perjalanan ke china town dia dengan santainya bilang (sambil tetep duduk manis menghadap ke depan) "yeah, it's a surprise to all of you. Merlion is under construction until next month but you can still capturing esplanade and MBS so no complain please" wajar nggak sih kl seisi bis neriakin dia "boooooo"
Bukan cuma tour guide saya yang eeerrr.. judes Penjual makanan, penjual souvenir, mas-mas 7/11, bahkan penjaga toko di mall pun banyak sekali yang pelit senyum. Ah, jadi kangen bali. Disana mbok-mbok pijet pinggir pantai pun senyum.
Polisi singapura? bleehh.. jangan ditanyaa.. walaupun jarang banget keliatan, sekali keliatan bisa bikin yang didatengin keder sendiri. Kebetulan waktu itu saya sempat nyobain naik MRT dan ada orang (sepertinya turis) yang makan es krim potong di dalam MRT. Begitu nyampe station MBS dia didatengin polisi dan tanpa tendeng aling aling ( dan tanpa senyum tentu) langsung disuruh bayar denda. Gak terima lah orang itu, akhirnya mereka debat seru dan polisi itu tanpa sungkan bentak-bentak turis itu. Bentak dalam arti sesungguhnya ya, dengan suara keras dan pelototan mata.
Tapi mungkin justru karena banyak orang judes ya makanya Singapura bisa jadi negara seperti sekarang. Polisi judes dan tegas bikin orang-orang takut melanggar peraturan. Ga ada orang buang sampah sembarangan, makan dan minum di dalam transportasi publik, dan ga ada yang berani corat-coret jadi di sana sama sekali ga ada tulisan atau ukiran norak di pohon dan tempat duduk semacam "paijo was here" or "Paijo love Painah" kaya yang saya liat di pohon-pohon, kursi dan dinding bis dan kereta, bahkan di jembatan suramadu pun ada tulisan norak macam itu *sigh*
Tapi jangan deh, ntar kalau banyak orang judes macam oom mirip femao ga ada lagi istilah "gemah ripah loh jinawi" buat bangsa kita. Tegas aja deh, jangan judes
/>
Tapi itu semua jadi lain ceritanya ketika saya ada di Singapura. Kebetulan waktu ke Singapura itu ada beberapa kunjungan saya dan keluarga yang ikut tur. Yaitu Hari pertama setelah datang itu saya ke Resort World Sentosa dan hari berikutnya untuk city tour. Namanya tour pasti dong ada guide. Dan hal yang buat saya terkaget-kaget adalah "kelakuan" para guidenya.
Kalian yang pernah ikut tur di Indonesia pasti tau dong kalau dalam tur itu biasanya tour guidenya ngasi penjelasan selama tour. Tentang objek wisata yang akan dikunjungi, tentang tempat-tempat yang dilewatin sepanjang perjalanan, dll. Nah, tour Guide saya di hari kedua nih yang semacam ngeselin.
Tour saya hari kedua tuh City tour, Liat- liat tempat yang ada di singapura. Tapi dia sama sekali nggak berdiri dan menghadap ke peserta tour. Dia duduk manis menghadap ke depan, ngomong sendiri, ga mau disela, ditanya jawabnya judes, dan Marah kalau ada peserta tour yang ngobrol sendiri. Marahnya bukan marah negur. marahnya marah bentak gitu. dooh capedeee..
Bukan saya aja sih yang ngerasa aneh sama tour guide itu, kebetulan saya kenalan sama rombongan bule dari Inggris dan mereka bilang Tour Guide disana pun ga sesengak itu gayanya.
Tapi, yang bikin saya paling gondok sama tour guide saya yang mirip tokoh femao ini adalah dia sama sekali ga bilang kalau The Merlion sedang under construction. Ketika seluruh isi bis sudah balik ke dalam bis dan sedang dalam perjalanan ke china town dia dengan santainya bilang (sambil tetep duduk manis menghadap ke depan) "yeah, it's a surprise to all of you. Merlion is under construction until next month but you can still capturing esplanade and MBS so no complain please" wajar nggak sih kl seisi bis neriakin dia "boooooo"
Bukan cuma tour guide saya yang eeerrr.. judes Penjual makanan, penjual souvenir, mas-mas 7/11, bahkan penjaga toko di mall pun banyak sekali yang pelit senyum. Ah, jadi kangen bali. Disana mbok-mbok pijet pinggir pantai pun senyum.
Polisi singapura? bleehh.. jangan ditanyaa.. walaupun jarang banget keliatan, sekali keliatan bisa bikin yang didatengin keder sendiri. Kebetulan waktu itu saya sempat nyobain naik MRT dan ada orang (sepertinya turis) yang makan es krim potong di dalam MRT. Begitu nyampe station MBS dia didatengin polisi dan tanpa tendeng aling aling ( dan tanpa senyum tentu) langsung disuruh bayar denda. Gak terima lah orang itu, akhirnya mereka debat seru dan polisi itu tanpa sungkan bentak-bentak turis itu. Bentak dalam arti sesungguhnya ya, dengan suara keras dan pelototan mata.
Tapi mungkin justru karena banyak orang judes ya makanya Singapura bisa jadi negara seperti sekarang. Polisi judes dan tegas bikin orang-orang takut melanggar peraturan. Ga ada orang buang sampah sembarangan, makan dan minum di dalam transportasi publik, dan ga ada yang berani corat-coret jadi di sana sama sekali ga ada tulisan atau ukiran norak di pohon dan tempat duduk semacam "paijo was here" or "Paijo love Painah" kaya yang saya liat di pohon-pohon, kursi dan dinding bis dan kereta, bahkan di jembatan suramadu pun ada tulisan norak macam itu *sigh*
Tapi jangan deh, ntar kalau banyak orang judes macam oom mirip femao ga ada lagi istilah "gemah ripah loh jinawi" buat bangsa kita. Tegas aja deh, jangan judes
/>
Subscribe to:
Posts (Atom)