Wednesday, March 12, 2008

Ayat-Ayat Cinta


Fahri bin Abdillah (Fedi Nuril) adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berjibaku dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu: menikah. Kenapa? Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu ‘lurus’. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini. Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya. Betul begitu? Sepertinya pindah ke Mesir membuat hal itu berubah

Tersebutlah Maria Girgis (Carissa Putri). Tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja. Lalu ada Nurul (Melanie Putria). Anak seorang kyai terkenal yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak. Setelah itu ada Noura (Zaskia Adya Mecca). Juga tetangga yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Sayang hanya empati saja. Tidak lebih. Namun Noura yang mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya

Terakhir muncullah Aisha (Rianti Cartwright). Si mata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya. Lalu bagaimana bocah desa nan lurus itu menghadapi ini semua? Siapa yang dipilihnya? Bisakah dia menjalani semua dalam jalur Islam yang sangat dia yakini?

(+)
- Tokoh2 di Film digambarkan lebih manusiawi daripada di buku. Aisya yang di buku sempurna banget hampir tanpa cela di film digambarkan ada jeles2nya. Fahri juga di film lebih ada emosinya. Ga sabar...terus. Kalau di buku kan pasrah melulu
- Sisipan bahasa arab-nya itu lo...aduh,keren....!
- Scoring & Soundtracknya bikin merinding......Keren abis....

(-)
- Indonesia-nya masih kerasa banget. misalnya pas di trem itu masih kaya KRL-nya Indonesia. Yah,Walaupun aQ blm pernah ke mesir sih...Hwehehehehe......
- Pas di lokasi pengadilan, entah gimana aQ bisa tau kalo bangunan yang buat shooting itu gereje. padahal aQ ga tau lo, belum baca dimanapun. Tapi begitu baca majalah kemaren ternyata ada artikel yang bilang kalo emg skooting di sebuah gereja jakarta. Berarti kan keliatan kalo bukan pengadilan yak...
-aQ gak suka endingnya. Setelah nonton 2 jam lebih ternyata endingnya cuma "gitu doang" kurang greget
-Jujur, nonton film ini aQ sempet boring lo....Malah aQ sempet bilang sama temenQ,"Aduh,k' ga selese2 ya film-nya" Ga tau kenapa ya....Padahal banyak orang bilang Film ini bagus...

3 comments:

Anonymous said...

Banyak sekali yang nulis tentang pelem ini ^o^

Anonymous said...

Lisan: Soalnya yang nonton banyak juga :D

Anonymous said...

setuju...di versi film, setiap tokohnya tampak lebih manusia...