Tuesday, April 20, 2010

Emansipasi dalam Modernisasi

Hmm... Dipikir-pikir judul postingan ini jadi semacam judul yang biasanya dipakai buat seminar atau karya tulis ilmiah ya. Tapi 1000 persen yakinlah temans, ini bukan tulisan ilmiah yang dibuat untuk dianalisis atau diperdebatkan. Ini cuma sebuah pikiran yang nanti mohon dimaafkan kalau dalam pembahasannya ada yang ngelantur atau keluar bercandaan garingnya saya. :p

Emansipasi, apa sih sebenernya Emansipasi itu. Menurut Wikipedia, Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok yang tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum. Pengetahuan saya tentang Emansipasi, terus terang saja masih lebih kecil dari ujung kuku saya, jadi saya buat tulisan ini sebenarnya juga bagian dari memerdekakakn diri saya sendiri dari ketidaktahuan, biar saya sendiri juga bisa ambil ilmu dari tulisan saya.

Ibu Kartini, selama ini disebut sebagai pejuang Emansipasi Indonesia. Setiap kali kata emansipasi disebut, pasti orang langsung teringat beliau. Tapi gerakan Emansipasi sendiri sebenarnya dimulai dari gerakan yang dinamakan Feminisme yang berawal di Amerika Serikat. Tujuannya menyadarkan wanita bahwa melakukan pekerjaan domestik di sektor rumah tangga itu tidak Produktif. Gerakan Emansipasi Kartini sendiri sebenarnya dimulai dari keprihatinan beliau bahwa banyak sekali wanita pada masa itu (terutama wanita jawa) yang terkungkung dalam belitan peraturan adat dan norma yang sangat mengekang. Tujuan kartini pada saat itu sebenarnya hanya menginginkan perempuan diberikan hak untuk mendapat pendidikan yang setara dengan kaum laki-laki dan tidak lagi dilakukan peraturan pemingitan untuk anak perempuan.

Nah, saya sendiri mengagumi kartini dalam banyak hal. Saya sekarang bebas kemana-mana pergi sendiri, bisa kuliah (walaupun skripsinya tetep aja masih stuck)bahkan nanti jika diberi ijin Allah SWT pengen sampai s3 kuliahnya, bisa mengemukakan pendapat saya, berdebat sehat dengan saudara-saudara saya yang laki-laki tanpa diremehkan pendapat saya karena saya perempuan, mendapatkan pelayanan dan perlakuan yang tidak lagi berbeda dengan laki-laki,bahkan sekarang banyak sekali wanita yang menjadi pemimpin dan duduk di pemerintahan itu tidak bisa diingkari adalah bagian perjuangan kartini.

Tapi saya seringkali sedih melihat banyak orang yang memanfaatkan kata Emansipasi. Yang kecil saja dulu dari tingkat keluarga. Ketika Bapak atau meminta anaknya yang perempuan bantu cuci mobil, masih banyak yang menjawab "ih itu kan kerjaan laki-laki" nah, itu yang saya tidak suka. Sebenarnya definisi pekerjaan "laki-laki" atau pekerjaan "perempuan" itu yang seperti apa sih? apa benar laki-laki itu yang berat-berat dan kotor-kotor dan perempuan hanya terbatas urusan "dapur" saja? kan nggak gitu juga ya.

Saya ini di malang tinggal sendiri, jadi pekerjaan yang dikatakan pekerjaan "laki-laki" seperti ganti lampu rumah yang mati, cuci mobil, ganti tabung gas atau galon atau naik ke genteng untuk memutar antena yang miring setelah kena hujan itu seringkali saya kerjakan sendiri. Karena apa, ya karena menurut saya sepanjang masih bisa, kenapa harus panggil orang lain. baru kalau ada kabel korsleting atau pipa bocor saya minta tolong, tapi bukan karena itu pekerjaan laki-laki tapi karena saya nggak punya ilmunya. Takutnya kalau dikerjain sendiri karena saya sotoy jadi patah atau korsletingnya jadi kena ke tetangga sebelah, kan nyusahin.

Tapi memang jadi perempuan itu enak kok, kalau keluar malam sendirian kakak saya yang rumahnya di sebelah itu paling nggak tega. Hampir selalu diantar. ya itulah enaknya perempuan, dan memang sudah naluri cowok melindungi perempuan. Tapi kalau memang harus pergi sendiri ya pintar-pintarnya kita saja jaga diri, jangan pergi lewat daerah sepi atau rawan, jangan pake celana pendek yang mamerin paha atau baju yang mamerin ketiak atau celana hipster yang suka bikin properti kita kelihatan kalau duduk. Toh saya sering keluar malam berdua adik saya yang cewek juga dan selamat aja nyampe rumah walaupun kalau di lampu merah sering disiulin, padahal saya pakai celana panjang dan jaket rapat. Emansipasi kan berarti kita juga harus melindungi diri sendiri ketika disamping kita tidak ada laki-laki yang bisa kita jadikan tempat bersembunyi.

Emansipasi, asal tidak melawan kodrat dari Tuhan dan aturan Agama saya rasa oke saja. Wanita boleh bekerja (hari gini, beras 7000 per kilo, jendral!) asal tidak melupakan kewajibannya dirumah, mengurus anak dan suami (nanti, kalau sudah punya anak dan suami) kalau istilahya, buat apa kita menuntut ilmu sampai ke amerika kalau pada akhirnya kita hanya menggantungkan nasib kita dan anak pada suami. Kan kalau wanita bekerja bisa saling meringankan dengan suami, walaupun kewajiban laki-laki menghidupi istri tapi kalau kita bisa membantu kenapa tidak? kan kalau ada 2 orang dalam rumah tangga yang mempunyai penghasilan berarti bebannya 2 kali lebih ringan. Sebagai orang tua kan kewajiban kita memberikan yang terbaik untuk anak-anak, kalau ada 2 yang bekerja savingnya juga pasti 2 kali lebih banyak, untuk siapa sih tabungan itu, untuk anak juga kan. kalau ayah saja yang bekerja anaknya bisa kuliah di Universitas terbaik di Indonesia, siapa tahu kalau Ayah dan Ibu bekerja anak bisa kuliah di Universitas terbaik dunia setelah sebelumnya Umroh/naik haji bareng ayah dan Ibu.

Saya melihat contoh mama saya sendiri, mama saya itu Bekerja, dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore. Tapi masih bisa datang setiap kali dulu di sekolah saya dan 2 adik saya ada pertemuan orang tua, masih bisa masak untuk papa saya hampir setiap hari, masih bisa bersih-bersih rumah, masih bisa bantuin kerjakan PR, masih bisa menemani nonton kartun. malah mama saya bisa pergi umroh pake uangnya sendiri. Apapun, asalkan balance pasti berhasil. Percaya deh!

Emansipasi juga bisa berarti kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri, berjuang buat diri kita sendiri. Bukan untuk dilihat orang lain, melainkan membuktikan ke diri kita sendiri kalau kita layak diperhitungkan.

Tapi bukan berarti emansipasi kita jadikan senjata untuk menjatuhkan kaum laki-laki. Melawan perintah suami misalnya, sejauh perintah suami mengarah ke jalan kebaikan dan tidak mengingkari perintah agama maka WAJIB dipatuhi. Ini nasehat mama saya yang utama, jangan karena apa-apa bisa sendiri dan punya uang sendiri kita jadi meremehkan laki-laki. harus Hormat sama suami. jangan karena kita kerja, kita menyuruh suami belanja dan memasak, hey itu kan kewajiban istri. kecuali kalau sakit atau sesekali di hari minggu, lain soal. Jangan juga karena emansipasi kita nggak mau memberikan tempat duduk kita di kendaraan umum pada kakek-kakek yang sakit punggung. Emansipasi bukan berarti menghilangkan rasa kemanusiaan hanya karena yang mau kita bantu itu jenis kelaminnya laki-laki. Emansipasi juga bukan berarti kita anti laki-laki kan.

Emansipasi itu luas temans, dengan kita menjadi mandiri itu juga salah satu bentuk emansipasi karena pada prinsipnya emansipasi itu persamaan hak, dan hak kita juga kan untuk mandiri dan itu juga pilihan kita apa kita perlu bantuan makhluk yang namanya cowok atau kita kerjakan sendiri.

Tapi sah-sah saja kok meminta bantuan teman cowok mengangkat kardus yang 9 kilo beratnya atau mengantar kita kalau jalan malam ke tempat yang nggak aman buat kita. Karena itulah enaknya jadi wanita, bukan jadi makhluk lemah tapi jadi makhluk yang selalu bikin cowok-cowok luluh ketika disenyumin sama kita, bukan salah kita kan senyum kita manis? :p

Banggalah kalian dilahirkan sebagai wanita, temans!

5 comments:

Stephanie Zen said...

berbobot, tetapi tetap enak dibaca. mengena, dan mudah dimengerti. sangat khas tulisanmu say. love it :*

PRIMADIKA said...

Jempol

ierone said...

saya suka sikap anda

Anastasia said...

saya idem sama komen-komen di atas. :)

Anonymous said...

hehehe.. iyah deh sama. suka dengan tulisanmu.. ^^. keep writing, girls.