Monday, December 22, 2008

Maaf, Postingan Ini tidak bertujuan mendiskreditkan Capres manapun, hanya sebagai pengetahuan saja. thx ^^

Di dalam menyampaikan janji-janjinya, cukup sering para tokoh politik tanpa sadar justru menelanjangi kelakuan mereka yang sebenarnya. Salah satu contohnya adalah apa yang terjadi pada janji/iklan politik calon presiden 2009 dari PDIP, Megawati



Betapa tidak, di dalam iklan politik itu, disebutkan pemerintahan sekarang
(SBY-JK) telah gagal membuat sembako murah. Harga-harga sembako meninggi dan
sulit djangkau rakyat kecil.. Untuk itu sang calon presiden berjanji bahwa kelak
kalau dia terpilih sebagai presiden dalam tempo 100 hari pertama
pemerintahannya, dia akan menurunkan harga-harga sembako yang saat ini menjulang
tinggi ke tingkat semurah mungkin. Yang pasti dapat dijangkau oleh rakyat kecil.
Oleh karena itu (harus) pilihlah Megawati agar sembako murah itu dapat tercapai.

Apa yang dapat kita tafsir dari janji-janji politik semacam ini?

Pertama, iklan politik ini jelas-jelas justru menunjukkan kelakuan terselubung
sang calon presiden yang hanya memanfaatkan situasi krisis yang menyengsarakan
rakyat kecil untuk kepentingan politiknya.

Saat ini, bukan hanya Indonesia saja yang mengalami krisis ekonomi. Tetapi yang
terjadi adalah krisis global yang melanda hampir semua negara di dunia. Tidak
terkecuali negara-negara maju. Jadi, ini bukan semata-mata akibat ketidakmampuan
pemerintah saat ini dalam mengatasi harga-harga yang terus naik. Di sini si
calon presiden telah memperdayai rakyat kecil bahwa krisis ini seolah-olah
semata-mata akibat dari ketidakmampuan Presiden SBY dalam memimpin negara ini.

Kedua, apabila Megawati benar-benar tulus hendak mengangkat penderitaan rakyat
kecil akibat dari terhimpit harga sembako yang terus naik, kenapa harus menunggu
sampai dia terpilih sebagai presiden? Apakah kalau dia tidak terpilih sebagai
presiden, dia akan masa bodoh terhadap penderitaan rakyat kecil dengan tingginya
harga sembako tersebut? jadi, mau jual-beli, nih dengan rakyat kecil, nih?
Rakyat kecil harus membelinya dalam wujud memilih Megawati sebagai presiden
untuk bisa memperoleh harga sembako murah. Kalau tidak mau beli, ya, silakan
menderita...

Kalau dilihat dari kondisi sekarang, jawabannya, kayaknya adalah "ya!"

Lepas dari entah jurus ajaib apa yang hendak dia pakai yang dalam tempo hanya
100 hari bisa menurunkan harga sembako, kenapa di saat rakyat saat ini sedang
terhimpit, dia tidak berinisiatif membantu pemerintah untuk mengangkat himpitan
tersebut sekarang juga!? Bukankah kalau ada niat yang benar-benar tulus sekarang
juga dia harus mengangkat himpitan tersebut? Bukan membiar himpitan itu terus
ada. Bahkan mungkin lebih senang kalau himpitan itu semakin berat, untuk bisa
membuktikan kegagalan pemerintahaan saat ini, sampai dengan dia berkuasa baru
dia mau mencoba mengangkat himpitan tersebut. Berhasil atau tidak itu urusan
belakang: Bukankah itu lazim di dalam dunia politik? Kalau benar seperti ini,
bukankah dengan demikian membuktikan bahwa kesengsaraan rakyat kecil sebagai
akibat dari krisis ekonomi hanya diperalat saja untuk kepentingan politik
sesaatnya?

Pilihlah Megawati supaya dia nanti bikin harga sembako murah dalam tempo 100
hari! Jadi, kalau kalian tidak memilih Megawati, biar kalian terus sengsara
dengan tingginya harga sembako itu? Padahal Megawati itu punya lampu ajaib untuk
menurunkan harga itu. Tapi karena kalian tidak pilih dia seperti yang dikatakan,
ya, lampu ajaibnya disimpan saja.

Lampu ajaib (ala Aladdin) hanya ada dalam dongeng-dongeng. Jadi, di sini
Megawati barangkali hanya mau mendongeng dengan janji-janjinya bahwa bisa
menurunkan harga sembako dalam tempo hanya 100 hari. Padahal sekarang ini yang
terjadi adalah akibat dari krisis ekonomi global, yang memakan korban hampir
semua negara di dunia, tak terkecuali negara-negara maju, termasuk Amerika
Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan Tiongkok yang selalu
dipuji-puji dengan kemajuan ekonominya pun mulai merasakannya. Diramalakan di
tahun 2009 nanti krisis tersebut akan semakin parah. Untuk itu diperlukan
kerjasama internasional untuk dapat mengtatasinya. Kalau berhasil, itu pun
memerlukan waktu tahunan untuk bisa kembali membaik.

Maka adalah super luar biasa hebatnya kalau Megawati hanya memerlukan waktu 100
hari pertama pemerintahannya untuk bisa mengatasi krisis ekonomi Indonesia,
khususnya harga sembako. Kalau bukan itu, berarti super luar biasa kibulannya.

Yang kita lihat adalah bukti, bukan janji. Janjinya sulit dibuktikan, tapi
faktanya sudah ada untuk menjadi bukti. Yakni, bagaimana kinerjanya di waktu dia
sebagai presiden? Prestasi apakah yang bisa diandalkan? Yang pasti rakyat telah
menilai bahwa Megawati itu presiden yang gagal, yang tidak sesuai yang
diharapkan. Karena itu dia pun gagal dalam pemilihan presiden 2004 lalu. Kalah
telak ketika bersaing dengan SBY. Nah, apakah dalam orang gagal seperti ini bisa
diandalkan untuk memerintah lagi dengan janji-janjinya yang luar biasa itu?
Apakah orang gagal ini mau dipercaya untuk naik sebagai presiden lagi mengatasi
krisis ekonomi yang sedang melanda dunia ini?

Dalam Pemilu 2004 lalu, PDIP hanya berhasil memperoleh 18% suara. Turun drastis
dari 33,75% dalam Pemilu sebelumnya. Penurunan suara yang begitu drastis menjadi
fakta tak terbantahkan bahwa rakyat bukan lagi sekumpulan orang-orang bodoh yang
bisa termakan dengan janji-janji politikus yang muluk-muluk. Yang mereka lihat
adalah fakta dan bukti yang sudah terjadi.


Mengharapkan Megawati bisa duduk semeja dengan SBY, bahu-membahu mengatasi
krisis? Boro-boro membantu pemerintahan SBY untuk mengatasi krisis, sampai hari
ini Megawati rupanya tetap masih ngambek dengan SBY, karena dulu SBY sebagai
bawahannya berani-beraninya mencalonkan dirinya sebagai presiden untuk
melawannya. "Dendam politik" tersebut terus terbawa-bawa sampai-sampai di
setiap hari HUT Proklamasi RI, pada setiap perayaan 17 Agustusan di Istana
Negara, dia tidak pernah mau menghadirinya, seolah-olah ini adalah perayaan
HUT-nya SBY.

Padahal kalau memang betul dia punya kemampuan untuk itu (menurunkan harga
sembako), dengan membantu pemerintahan saat ini saja dia akan mempunyai nilai
plus tersendiri di mata masyarakat. terutama masyarakat pemilih. Yang bisa jadi
akan sangat berguna ketika pemilihan presiden tiba di tahun 2009 nanti.


Repotnya lagi kok bisa, ya, Megawati sebagai presiden yang gagal, dicalonkan
lagi untuk maju dalam pemilihan presiden 2009 yang akan datang? Kok bisa, ya,
dia bersedia?
Apakah tidak ada calon yang lebih baik dari kader PDIP, atau dari luar yang jauh
lebih potensial dan menjanjikan? Kader PDIP, bisa saja lebih baik mencalonkan,
misalnya, Kwik kwan Gie, yang siapa tau malah bisa menjadi "Obama"-nya
Indonesia? Tapi rasanya sulit kalau Kwik Kwan Gie yang dimajukan, karena masih
banyak dari kita yang belum bisa menerima minoritas di negeri ini, apalagi
sebagai presiden. Namun, tidak ada salahnya jika PDIP berani membuat terobosan
seperti ini sekaligus pembelajaran politik yang bagus untuk rakyat dalam
transisi menuju demokrasi yang lebih baik?

PDIP telah mencanangkan untuk mengumumkan susunan kabinet Megawati apabila
Megawati berhasil sebagai presiden pada bulan Januari 2009. Susunan kabinet itu,
kabarnya, terdiri dari muka-muka baru, yang muda-muda, yang bukan bagian dari
masa lalu. Itu sesuatu terobosan yang sangat bagus. Sayangnya, calon presidennya
sendiri tidak mau dipilih dari yang masih fresh dan bukan bagian dari masa lalu.

Sumber: http://www.apakabar.ws/content/view/2251/88888889/

3 comments:

rezkitrianto said...

hemmm..panjang yah..*geleng2*..gyahahah

PRIMADIKA said...

Good idea. Emang heran kok aku sama bunda yang satu itu. Demennya bernostalgia. Dan yang out of mind, siapa pun ayahnya, selama itu bukan kerja keras dia...ya, she's nothing. Yang bikin empet hobi ngondoknya itu lho...

tamhitam said...

agh..puzing...kok politik sih :P